Rabu, 23 Desember 2015

Sosok dibalik Hujan

Saat hujan membasahi kota

Aku terdiam dibalik jendela

menghitung jumlah tetesan hujan yg jatuh

Tanpa kusadari....

Ada sosok wanita renta bersimpuh disebrang jalan

Tampak peluh yang tak mampu disekanya

Terlihat muda mudi hilir mudik di depannya dengan urusannya masing masing

Seketika....

Akupun teringat akan bunda yang jauh dirantau sana

Tanpa kusadari, pipi ini telah basah dibanjiri air mata

Namun....

Suatu saat pasti waktu itu tiba, layaknya laut yang takkan pergi meninggalkan pantai

Dari balik jendela....

Ku yakin, Semua kan berakhir dengan indahnya, walau kini rangkulan hangat bunda tak bisa kuraih

Selasa, 22 Desember 2015

Perpisahan

Dulu....
Aku berdiri diantara wajah wajah asing
Terlihat ramai namun sunyi
Tampak diantara mereka mengenal satu sama lain dan tampak pula diantaranya yang membisu
Hari hari pun berganti....
Tanpa kita sadari, kita akrab satu sama lain
Senda,gurau,canda terpancar di wajah mereka
Seolah tidak terjadi hal apapun
Kini....
Kita telah menyusuri ombak dengan bahtera kecil kita dan siap tuk berlabuh di pelabuhan masing masing
Kalimat "Dimana ada pertemuan,pasti ada perpisahan" itu mungkin benar adanya
Saat inipun....
Kita sibuk merencanakan masa depan masing masing
Tampak wajah wajah yang lebih dewasa dari biasanya
Dan....
Semua yang tlah kita lalui, telah terukir abadi dalam ingatan yang mustahil tuk dilupa

Kabut Asap

Pagi ini....
Aku terbangun dari lelap mimpiku
Berharap sang Raja siang akan menyinari desaku dengan kilaunya
Namun....
Sang surya nampak sungkan menampakkan diri
Hanya butiran debu yang tampak beterbangan
Terlihat sebagian mengenakan topeng separuh wajah
Tampak pula yang tetap bekerja tanpa mempedulikan apapun
Dimana desaku?
Yang dulu nan elok dipandang, hijau, dan tentram?
Kini bermetamorfosis menjadi tempat yang nampak ke abu abu an
Mentari yang slalu bersinar sepanjang tahun, kini kilaunya terhalang debu
Akankah terus seperti ini?
Dimanakah hak kami?
Hak untuk bernafas?